Universitas Brawijaya Kukuhkan 9 Profesor dari Smart Berbagai Disiplin Ilmu

0

Malang (beritajatim.com) – Universitas Brawijaya (UB) kembali menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan akademik dengan mengukuhkan total sembilan profesor dari berbagai disiplin ilmu. Prosesi pengukuhan berlangsung di Gedung Samantha Krida pada Kamis (19/12/2024).

Para profesor baru ini berasal dari berbagai Fakultas. Diantaranya dari Fakultas Hukum (FH), Fakultas Peternakan (Fapet), Fakultas Ilmu Administrasi (FIA), Fakultas Kedokteran (FK), Fakultas Pertanian (FP), Fakultas Teknik (FT), Fakultas Teknologi Pertanian (FTP), dan Fakultas Ilmu Budaya (FIB).

Dalam kesempatan jumpa pers, lima Guru Besar UB memberikan konsep soal pidato pengukuhannya. Kelima Profesor yang melakukan sesi jumpa pers pagi yaitu, Prof. Dr. Iwan Permadi, SH., M.Hum (Fakultas Hukum), Prof. Dr. Siti Azizah, S.Pt., M.Sos., M.Commun (Fakultas Peternakan), Prof. Dr. Drs. Suryadi, MS (Fakultas Ilmu Administrasi), Prof. Dr. dr. Wisnu Barlianto, M.Si.Med., Sp.A(K) (Fakultas Kedokteran), dan Prof. Dr. Ir. Yulia Nuraini, MS (Fakultas Pertanian).

Prof. Iwan Permadi dikukuhkan sebagai Profesor bidang Ilmu Hukum Agraria, Prof. Iwan memperkenalkan konsep Smart Agraria, sebuah inovasi digitalisasi sertifikat tanah berbasis teknologi informasi. Ia menjadi Profesor aktif ke-10 di FH, ke-218 di UB, dan ke-393 secara keseluruhan di UB.

Pidatonya berjudul “Konsep Smart Agraria: Penguatan, Pengamanan Data Fisik dan Data Yuridis dalam Sertifikat Tanah Elektronik”. Ia menekankan pentingnya penguatan dan pengamanan data fisik serta yuridis tanah melalui teknologi enkripsi dan autentikasi ganda.

“Konsep ini bertujuan menciptakan efisiensi, transparansi, serta kemudahan pelayanan pertanahan,” jelasnya. Namun, tantangan utama terletak pada kesiapan infrastruktur dan literasi digital masyarakat, khususnya di daerah terpencil.

Prof Siti Azizah dikukuhkan sebagai Profesor bidang Ilmu Pemberdayaan Masyarakat, Prof. Siti memperkenalkan model CRAVE (Conflict Repression Approach for Vulnerable Engagement). Model ini dirancang untuk mengelola konflik di sektor peternakan melalui pendekatan kesadaran kritis dan pemetaan kerentanan aktor.

“CRAVE memberikan solusi untuk meningkatkan stabilitas sosial dan kesejahteraan peternak kecil, terutama dalam menghadapi struktur penindasan,” papar Profesor aktif ke-21 di Fapet, ke-221 di UB, dan ke-396 di UB secara keseluruhan.

Prof. Suryadi menyampaikan gagasannya tentang Spiritual Egalitarian Leadership, model kepemimpinan berbasis nilai spiritual dan moral. Model ini menekankan kesetaraan antara pemimpin dan pengikut, serta pengambilan keputusan melalui musyawarah.

“Nilai-nilai ini sangat relevan di era modern, terutama dalam menciptakan organisasi yang berorientasi pada etika dan kinerja tinggi,” ungkap Ia menjadi Profesor aktif ke-14 di FIA, ke-223 di UB, dan ke-398 secara keseluruhan di UB. Dalam pidatonya, ia memaparkan model kepemimpinan Spiritual Egalitarian, yang menekankan nilai spiritual dan moral dalam membangun sikap dan perilaku etis pemimpin.

Sementara itu, Prof. dr. Wisnu Barlianto menjadi Profesor bidang Ilmu Kesehatan Anak. Prof. Wisnu menawarkan inovasi Asma Cermat, sebuah pendekatan pencegahan asma berbasis modulasi imun, lingkungan, dan nutrisi.

“Pendekatan ini tidak hanya menargetkan anak-anak, tetapi juga melibatkan edukasi keluarga dan pengelolaan lingkungan,” kata Prof. Wisnu. Meski demikian, ia mengakui perlunya kolaborasi multidisiplin untuk memastikan keberhasilan model ini.

Ia menjadi Profesor aktif ke-7 di FK, ke-224 di UB, dan ke-399 secara keseluruhan di UB. Pidatonya berjudul “Asma Cermat: Model Inovasi Pencegahan Asma dengan Modulasi Imun untuk Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak”.

Prof. Yulia Nuraini, memperkenalkan Teknik Biorem-Lok, sebuah inovasi bioremediasi tanah menggunakan mikroba. Teknik ini dirancang untuk mengurangi pencemaran logam berat akibat aktivitas pertanian dan industri.

Foto BeritaJatim.com
Jumpa pers pengukuhan Profesor baru di Universitas Brawijaya (Foto: Dani Alifian/beritajatim.com)

“Biorem-Lok tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga mendukung keberlanjutan pertanian,” ujar Prof. Yulia. Meskipun menjanjikan, implementasinya membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk kondisi tanah yang spesifik.

Ia menjadi Profesor aktif ke-32 di FP, ke-225 di UB, dan ke-400 secara keseluruhan di UB. Pidatonya bertajuk “Teknik Biorem-Lok: Upaya Mengurangi Pencemaran Logam Berat dan Meningkatkan Kesuburan Tanah”

Pengukuhan sembilan profesor ini mencerminkan peran strategis Universitas Brawijaya dalam menjawab tantangan global melalui penelitian dan inovasi. Dengan berbagai inovasi yang ditawarkan, dari digitalisasi sertifikat tanah hingga pengelolaan konflik sosial dan bioremediasi tanah, UB terus berupaya memberikan solusi nyata bagi masyarakat dan lingkungan. (dan/but)

 


Link informasi : Sumber

Leave A Reply

Your email address will not be published.