Fenomena Mahasiswa Akhiri Hidup Terulang, Risma Soroti Minimnya Pusat Konsultasi
Surabaya (beritajatim.com) – Tri Rismaharini menanggapi soal dua kejadian bunuh diri mahasiswa di Kota Surabaya, selama satu bulan terakhir di kompleks Universitas Ciputra dan Petra Christian University.
Risma membandingkan situasi serupa dengan di luar negeri. Katanya, di negara lain sudah banyak pusat konsultasi yang mudah diakses oleh pelajar dan mahasiswa untuk mengatasi masalah depresi.
“Kalau di luar negeri itu sudah biasa, dia (pelajar atau mahasiswa) ini telepon, konsultasi, ia punya masalah apa begitu sehingga dia bisa rilis melepas masalahnya seperti itu,” kata Risma saat berada di Kantor PW Muhamadiyah Jatim, Jumat (4/10).
Cagub Jatim nomor urut 3 mengaku mengetahui maraknya fenomena mengakhiri hidup itu, bukan hanya di Surabaya. Bahkan masyarakat menggap seolah baik-baik.
“Tadi yang aku katakan sebetulnya itu banyak di masyarakat, cuman terkadang kita semua ‘denial’ (menganggap) seolah baik-baik saja gitu,” ungkapnya.
Maka saat dulu, lanjut Risma, dirinya menerapkan berbagai hal untuk membantu masalah pelajar di Surabaya, dengan menciptakan ekosistem mendukung diantara teman teman dan para guru.
“Nah itulah yang coba kita lakukan, saat saya di Surabaya waktu itu saya dibantu Prof (Sukadiono ketua PW Muhamadiyah Jatim) mahasiswa-mahasiswa itu kemudian membantu yang bermasalah begitu,” terang Tri Rismaharini.
“Bermacam-macam solusinya kalau itu hubungan baik mahasiswa antar mahasiswa, kemudian murid dengan guru, maka kemudian itu akan bisa di ‘minimize’,” tutupnya.
Diketahui, kejadian dalam satu bulan terakhir dua mahasiswa mengakhiri hidupnya itu pertama terjadi di Universitas Ciputra Surabaya pada Rabu (18/9). Ke- dua di Petra Christian University Petra, Selasa (1/10/2024) kemarin. Keduanya meloncat dari ketinggian gedung. [ram/ian]
Link informasi : Sumber