Peran Penting Media Tangkal Ujaran Kebencian dan Hoaks di Pilkada Pamekasan

0

Pamekasan (beritajatim.com) – Media menjadi medium utama dalam penyebaran informasi selama masa kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024, baik berupa informasi positif maupun negatif.

Hal tersebut disampaikan salah satu Dosen IAI Al-Khairat Pamekasan, Dr Abdul Gaffar dalam Sosialisasi Pengawasan Secara Tatap Muka yang digagas Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Pamekasan, di Ballroom Hotel Cahaya Berlian, Jl Raya Panglegur 69-71 Pamekasan, Rabu (18/9/2024).

“Media itu memiliki peran sangat penting dalam penyebaran informasi publik, khususnya media mainstream. Tidak terkecuali menjelang masa kampanye pilkada yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat,” kata Dr Abdul Gaffar.

Hal tersebut bukan tanpa alasan, sebab media memiliki peran sentral dalam menciptakan pandangan publik. “Sejauh ini, media sering menjadi medium utama penyebaran informasi selama masa kampanye, baik informasi positif maupun negatif,” ungkapnya.

“Tidak hanya itu, media juga memainkan peran penting dalam menangkal ujaran kebencian maupun hoaks. Apalagi informasi yang disebarkan memiliki dampak besar terhadap opini publik maupun iklim sosial,” sambung Gaffar.

Bahkan angka ujaran kebencian pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 lalu, juga relatif tinggi. “Berdasar telaah hate speech monitoring dashboard yang dilakukan AJI dan Monash University pada Pemilu 2024, terdapat 1,5 juta total teks, dan 13 persen dari total teks bermuatan kebencian,” jelasnya.

“Hate speech ini sebagian besar bersumber dari berbagai jenis medsos (media sosial), seperti Facebook 56,8 persen, Twitter 36,3 persen, Instagram 6,6 persen, dan artikel 0,22 persen. Termasuk tipe ujaran kebencian yang juga beragam, seperti serangan terhadap identitas, hinaan, kata-kata kotor, ancaman, hasutan dan lainnya,” imbuhnya.

Seiring dengan perkembangan zaman, terdapat beberapa strategi dalam menangkal hoaks maupun ujaran kebencian. “Hal ini bisa diantisipasi melalui verifikasi fakta secara ketat, pemberitaan berimbang dan bertanggung jawab, moderasi komentar, kampanye literasi publik, penyebaran kontra narasi hingga penggunaan aplikasi AI,” pungkasnya. [pin/kun]


Link informasi : Sumber

Leave A Reply

Your email address will not be published.