Peringati Hari Pangan Dunia, Petani Jember Ini Bagikan Setengah Ton Beras Gratis ke Warga
Jember (beritajatim.com) – Jumantoro, petani asal Desa Candijati, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember, Jawa Timur, punya cara tersendiri untuk memperingati Hari Pangan Sedunia, Rabu (16/10./2024).
Ketua Umum Asosiasi Petani Pangan Indonesia ini membagikan setengah ton beras dan 500 bungkus penganan tradisional yang biasa disebut jajan pasar seperti tiwul, sawut, orok-orok, di halaman gedung DPRD, depan kantor Pemerintah Kabupaten Jember, dan kampus Universitas Jember.
“Kami ingin menyampaikan pesan bahwa sektor pangan kita tidak baik-baik saja. Perlu kepedulian pemerintah untuk mewujudkan kedaulatan pangan berbasis kearifan lokal,” kata Jumantoro.
Jumantoro berharap kepada Presiden Prabowo Subianto agar mengeluarkan kebijakan yang membuat sektor pertanian lebih baik. “Kami meminta agar subsidi pupuk untuk 70 komoditas pertanian dikembalikan agar pangan kita bisa lebih kuat,” katanya.
“Petani jangan dibikin ribet dengan pembelian pupuk subsidi, sehingga bisa sewaktu-waktu membelinya agar tanaman pangan bisa baik. Jangan bebankan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) pada komoditas pangan, karena pasti akan dibebankan kepada petani,” kata Jumantoro.
Jumantoro ditemui anggota Komisi B DPRD Jember dan menyerahkan beberapa komoditas seperti singkong, jagung, dan beras kepada Ketua Komisi B Candra Ary Fianto, Wakil Ketua Komisi B Hasan Basuki, dan dua anggota, Ahmad Hoirozi dan Nilam Noor Fadilah Wulandari.
“Kami berharap wakil rakyat memperjuangkan pangan kita. Paling tidak mengawal agar kebijakan pemerintah berpihak kepada petani, khususnya dalam mewujudkan kedaulatan pangan,” kata Jumantoro.
Nilam berjanji akan memperjuangkan kestabilan harga pangan di Jember sebagaimana diinginkan petani. “DPRD Jember dituntut untuk mengawal kebijakan pro terhadap petani. Maka, Komisi B akan proaktif terhadap persoalan-pesoalan petani dan membuat kebijakan yang bersahabat kepada petani,” katanya.
Politisi perempuan Partai Golkar ini ingin lumbung-lumbung pangan bisa difungsikan kembali oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). “Hari ini tidak maksimal. Hanya maksimal di beberapa desa. Kami ingin semua desa proaktif membikin lumbung-lumbung dan pemerintah desa mendukung,” katanya.
Sementara itu Hoirozi menekankan pentingnya upaya untuk menjaga ketersediaan air bagi petani. “Kita tetap harus menjaga iklim. Untuk menjaga ketahanan pangan, udara dan air harus dijaga untuk kehidupan. Menjaga ekosistem dan kelestarian lingkungan, itu yang terpenting. Sekarang hutan dan bukit atau gumuk habis, padahal itu penyangga ekosistem,” katanya.
“Ada pupuk, ada lainnya, tapi tidak ada air, tanaman tidak mungkin bisa hidup. Maka untuk memperingati Hari Pangan Dunia ini, mari kita menjaga lingkungan dengan penghijauan agar iklim terjaga. Sekarang siklus musim kacau, karena kerusakan alam kita sudah tak terkendalikan,” kata Hoirozi. [wir]
Link informasi : Sumber