Sekelumit Cerita Ra Hamid Tentang Merpati dan Kisah Perjuangan Santri
Bondowoso (beritajatim.com) – KH. Abdul Hamid Wahid dan KH. As’ad Yahya Syafi’i datang dalam deklarasi dukungan Barisan Kultur Masayikh (BKM) di Kecamatan Tlogosari, Kabupaten Bondowoso, kemarin.
Selain mendeklarasikan dukungan pada bakal Paslon RAHMAD (Ra Hamid – Ra As’ad) di Pilbup Bondowoso 2024, kegiatan itu ditutup dengan pelepasan ratusan ekor merpati.
Ra Hamid menjelaskan beberapa hal tentang merpati dan bagaimana perjuangan santri untuk menentukan pemimpin masa depan.
“Saya yakin santri itu para pejuang. Bukan hanya bergerak tapi juga menggerakkan,” kata Ra Hamid dikutip BeritaJatim.com.
Mantan anggota DPR RI ini optimis menghadapi Pilbup Bondowoso periode 2024-2029.
“Insya Allah saya optimis. Diiringi ridho Allah SWT, kita akan dibukakan jalan dan diridhoi oleh Allah SWT,” tegasnya.
Menurutnya, tugasnya bersama tim adalah berikhtiar dengan dilandasi niat kuat dalam membantu memperbaiki Bondowoso ke depan.
“Jika kita sudah punya niat kuat dan tawakal pada Allah, maka tinggal diwujudkan dalam implementasi gerakan. Hasil bukan bagian kita (ketentuan Allah SWT),” tuturnya.
Ia juga mengomentari tentang pelepasan ratusan ekor merpati yang dalam istilah lokal disebut Tota’an.
“Merpati tak pernah ingkar janji. Ketika dilepas, mereka berkumpul lagi di atas,” ulas Ra Hamid.
Ahmad Dhafir, perwakilan Tim Pemenangan Kabupaten Bondowoso menyatakan, bahwa RAHMAD adalah hasil dawuh dari para ulama.
“Pencalonan Ra Hamid di Bondowoso bukan kehendak Ra Hamid, tapi hasil dawuh dari para ulama dan Masyayikh,” katanya.
Menurutnya, Indonesia merdeka tak lepas dari perjuangan dari para ulama. “Mulai dari KH Hasyim Asy’ari sampai ke Kiai As’ad Syamsul Arifin,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, dalam kontestasi politik pun peran ulama sangat menentukan. “Seperti jargon PKB dari ulama untuk bangsa,” pungkas Dhafir. [awi/aje]
Link informasi : Sumber