Magetan (beritajatim.com) – Magetan Art Venue (MAV) kembali hadir untuk ketiga kalinya, menampilkan karya-karya terbaik dari para seniman lokal dan luar daerah. Pameran yang bertempat di Gedung Tri Pandita ini mengusung tema Metamorfosa, menggambarkan proses perubahan menuju hal yang lebih baik, layaknya ulat yang bermetamorfosis menjadi kupu-kupu. Pameran berlangsung mulai 21 Desember 2024 hingga 28 Desember 2024.
Pameran dibuka dengan Performance Art Sanggar Maha Lawu dengan Penata artistik Danar Hendratmoko. Penata Kostum Anggi Putra di Halaman Gedung Tripandita, Sabtu (21/12/2024)
Ketua Pameran MAV 3, Abd Mukti, menjelaskan bahwa persiapan pameran ini memakan waktu dua bulan. Proses panjang tersebut mencakup orasi karya untuk memastikan kualitas karya yang dipamerkan. “Harapan kami, pameran ini bisa menjadi langkah awal menuju peningkatan di masa depan,” ungkapnya.
Pameran ini diikuti oleh 20 seniman, termasuk dua dari luar wilayah Magetan. Karya seni yang ditampilkan meliputi karya dua dimensi seperti lukisan dan karya tiga dimensi. Dalam pembukaan acara, ditampilkan tarian yang menggambarkan tema metamorfosa, simbol perjuangan dan transformasi menuju kesempurnaan.
Menurut Mukti, pameran ini bertujuan untuk membangun apresiasi masyarakat terhadap seni rupa. “Kami ingin menunjukkan bahwa Magetan memiliki potensi seni yang dapat dibanggakan, sekaligus membawa nama Magetan ke kancah yang lebih luas,” tambahnya.
Dukungan Pemerintah untuk Seniman Lokal
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Magetan, Joko Trihono, mengapresiasi inisiatif para seniman yang telah melaksanakan pameran secara konsisten selama tiga tahun. “Ini menunjukkan komitmen seniman Magetan untuk terus berkarya, meskipun mereka melakukannya secara mandiri,” ujar Joko.
Dia juga menyoroti bahwa pameran ini menjadi bagian penting dalam sejarah seni rupa Magetan. Tahun-tahun sebelumnya, karya para seniman lokal telah mendapatkan apresiasi di tingkat nasional, bahkan internasional. Pada 2021, karya seniman Magetan dipamerkan di Vietnam dan kemudian menjadi bagian dari pameran kolaboratif di Yogyakarta.
Menanamkan Nilai Seni di Masyarakat
Magetan Art Venue tidak hanya menjadi ajang apresiasi seni, tetapi juga wadah untuk memperkenalkan seni rupa kepada masyarakat luas. Dengan tema Metamorfosa, pameran ini mengajak masyarakat untuk berubah dan berkembang bersama melalui seni.
“Kami berharap pameran ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat, sekaligus membuka jalan bagi seniman Magetan untuk terus berkarya dan membawa nama daerah ke tingkat lebih tinggi,” tutup Mukti.
Pameran ini membuktikan bahwa seni tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga medium transformasi budaya dan kreativitas yang mampu menginspirasi banyak pihak.
Diketahui, pameran seni rupa dengan tajuk “Metamorfosa” diikuti oleh beberapa perupa dari Magetan, Madiun, Ponorogo, Trenggalek, Blitar, Kediri, Pacitan dan Nganjuk. Tema tersebut dipilih sebagai penanda sebuah perubahan apresiasi dan karya seni rupa yang lebih progresif pada diri seniman.
Metamorfosa secara semiotika diambil makna dan esensinya sebagai analogi tentang perubahan pada kekaryaan, bisa disebut sebagai perubahan secara profesional pada masing-masing individu. Para perupa (pelukis) tersebut diantaranya: Agus Wicak, Agus Suga, Agung WHS, Abd Mukti, Basuki Ratna, Dhafis Mahendra, Gatut Suwito, Hendra Prast, Rio Hyura, Sutikno, Tito Tryamei, Wahyu Galino, Wasis Rijanto, Zakimuh, Tezzar Aris, Dadang Widjanarko, Faruq Syaroni Ruslan, Zayinul Muhajibin, Alif Mustofa, Bara Widjaya, MA. Fatkhurohman, Hendra Salendra, Zulgores Kifli.
Dari beberapa karya yang dipamerkan sebagian besar karya terbaru baik lukisan maupun karya tiga dimensi. Magetan Art Venue adalah pameran tahunan yang diselenggarakan di kota Magetan sejak tahun 2022 hingga saat ini. Event ini dapat disebut sebagai tonggak sejarah tumbuhnya seni rupa modern dan kontemporer di kota Magetan dan juga kota sekitarnya. [fiq/kun]
Link informasi : Sumber
