Harga Bahan Pokok di Ngawi Melonjak Akibat Cuaca Buruk
Ngawi (beritajatim.com) – Harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional di Ngawi, Jawa Timur, mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa pekan terakhir akibat cuaca buruk. Beberapa komoditas seperti tomat, cabai, bawang, dan telur ayam, kini berada di harga yang jauh lebih tinggi dibandingkan sebelumnya.
Kenaikan harga paling mencolok terjadi pada komoditas tomat. Di Pasar Besar Ngawi, harga tomat yang sebelumnya berada di kisaran Rp5.000 hingga Rp6.000 per kilogram kini melonjak dua kali lipat menjadi Rp17.000 per kilogram.
Selain tomat, harga cabai rawit yang awalnya Rp30 ribu naik menjadi Rp40 ribu per kilogram, sedangkan cabai keriting naik dari Rp17 ribu menjadi Rp20 ribu per kilogram.
Bawang putih dan bawang merah juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan, masing-masing naik menjadi Rp40 ribu per kilogram dari harga sebelumnya, yaitu Rp25 ribu untuk bawang putih dan Rp32 ribu untuk bawang merah.
Sundari, salah satu pembeli di pasar, menyatakan kekhawatirannya akan kenaikan harga ini. “Seperti tomat, meskipun saya membelinya dalam jumlah sedikit, harganya kini melambung menjadi Rp17 ribu, dan bahan pokok lainnya juga ikut naik,” ungkap Sundari, Selasa (12/11/2024)
Kenaikan harga ini membuat masyarakat yang bergantung pada pasar tradisional sebagai tempat belanja kebutuhan pokok mengeluhkan kondisi tersebut.
Pedagang di Pasar Besar Ngawi, Bagus Widiyantoro, mengungkapkan bahwa cuaca buruk yang melanda beberapa wilayah menjadi penyebab utama naiknya harga-harga bahan pokok tersebut.
“Tomat naik dua kali lipat, bawang merah, bawang putih, serta cabai rawit dan keriting juga naik. Ini diduga akibat cuaca buruk yang mempengaruhi produksi dan distribusi,” jelasnya.
Sementara itu, harga bahan pokok lain, seperti daging ayam, juga tetap stabil pada tingkat harga yang mahal, yaitu Rp36 ribu per kilogram, naik dari harga normalnya Rp32 ribu per kilogram. Kenaikan harga ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga mendekati perayaan Natal dan Tahun Baru 2025.
Masyarakat berharap ada solusi dari pemerintah setempat untuk mengendalikan harga bahan pokok agar tidak semakin membebani masyarakat, terutama menjelang akhir tahun. [fiq/beq]
Link informasi : Sumber