Ini Mimpi Besar Risma untuk Pondok Pesantren se-Jawa Timur
Ponorogo (Beritajatim.com) – Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 3, Tri Rismaharini, memaparkan visi dan misi besar yang ingin diwujudkannya untuk pondok pesantren (ponpes) di seluruh provinsi Jawa Timur. Dalam kunjungannya ke Padepokan Makam Agung Kiai Ageng Muhammad Besari di Tegalsari, Jetis, Ponorogo, Sabtu (9/11/2024), Risma menyampaikan rencana detail terkait program pendidikan berbasis teknologi yang diusungnya. Yakni, dengan fokus pada pemerataan laboratorium komputer untuk multimedia di ponpes.
Risma menegaskan, ponpes memiliki peran penting sebagai pusat pendidikan agama dan pembinaan moral masyarakat di Jawa Timur. Oleh karena itu, modernisasi ponpes melalui dukungan sarana teknologi menjadi prioritasnya.
“Jawa Timur punya karakteristik yang unik dibanding provinsi lain, salah satunya adalah keberadaan banyak pondok pesantren. Ini harus diperkuat dengan dukungan teknologi,” ujar Risma di hadapan keturunan keluarga besar Kiai Besari Ponorogo.
Dalam pemaparannya, Risma mengungkapkan bahwa laboratorium komputer di setiap ponpes akan mempermudah santri dalam mengakses informasi dan mempelajari keterampilan digital yang relevan. Hal ini penting agar santri dapat lebih siap menghadapi tantangan era digital yang semakin kompleks.
“Saya ingin saat saya selesai menjabat sebagai gubernur, semua ponpes di Jatim sudah memiliki laboratorium komputer yang khusus untuk multimedia,” tegas mantan Wali Kota Surabaya itu.
Risma juga menyebutkan bahwa jika ponpes menghadapi kesulitan dalam menyediakan tenaga pengajar, pemerintah daerah siap menanggung gaji guru atau instruktur yang bertugas di laboratorium tersebut. Ini untuk memastikan bahwa fasilitas tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal oleh para santri.
Selain fokus pada teknologi, Risma menaruh perhatian besar pada kesejahteraan para guru ngaji di seluruh Jawa Timur. Ia berkomitmen memberikan insentif khusus sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi mereka dalam menjaga pendidikan agama dan moral di tengah masyarakat.
“Guru ngaji adalah garda terdepan dalam mendidik anak-anak kita, jadi insentif ini diharapkan membantu mereka untuk fokus mengajar tanpa khawatir akan kebutuhan ekonominya,” jelas Risma.
Program pendidikan lain yang diusung Risma mencakup pendidikan gratis untuk tingkat SMA atau sederajat. Menurutnya, pendidikan gratis ini akan meringankan beban keluarga sehingga mereka dapat mengalokasikan dana lebih untuk kebutuhan pokok lainnya.
“Dengan pendidikan gratis, keluarga punya ruang yang lebih untuk fokus pada kebutuhan lain yang tak kalah penting,” ujarnya.
Sebagai langkah konkret, Risma juga meminta pendataan mengenai jumlah guru dan kebutuhan setiap ponpes di Jawa Timur. Hal ini dimaksudkan agar setelah terpilih, program yang dijanjikan bisa segera diimplementasikan tanpa menunda waktu.
“Saya ingin, begitu saya mendapatkan kepercayaan dari rakyat dan dilantik, semua sudah siap dijalankan,” kata Risma dengan penuh semangat.
Tidak hanya itu, Risma juga menunjukkan perhatiannya terhadap kelompok masyarakat rentan, seperti anak yatim, lansia, dan penyandang disabilitas. Ia menyatakan akan ada program bantuan khusus bagi mereka yang membutuhkan. Selain itu, Risma menegaskan akan memperluas akses pendidikan tinggi bagi para santri melalui beasiswa.
“Saya akan upayakan agar santri yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi mendapatkan kesempatan melalui program beasiswa,” ungkapnya.
Kunjungan Risma ke Ponorogo mendapat sambutan hangat dari KH Raden Mashadi Prawironegara, pengasuh Pondok Pesantren Al Hidayah. Dalam sambutannya, KH Mashadi menekankan pentingnya kolaborasi antara ulama dan umaro demi kemaslahatan umat.
“Sampaikan pada orang sekitar bahwa sekarang Bu Risma sedang maju sebagai calon gubernur di Jawa Timur, jelaskan juga bahwa beliau ini memiliki gagasan untuk meningkatkan kesejahteraan para ngaji melalui peningkatan insentif bagi para pengajar ini,” tutur KH Hadi.
Risma menutup kunjungannya dengan menceritakan kenangannya saat kecil bersama orang tuanya di kompleks makam Kiai Ageng Muhammad Besari.
“Tempat ini punya banyak cerita bagi saya. Dulu, saya sering diajak orang tua saya ke sini, sarapan bersama di bawah pohon rindang ini,” ujarnya mengenang.(End
Link informasi : Sumber