Ini Usaha Desa Karangpatihan di Ponorogo dalam Menghapus Stigma Kampung Idiot
Ponorogo (beritajatim.com) – Berbagai usaha terus dilakukan oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Karangpatihan dalam menghapus stigma kampung idiot. Desa yang berada di Kecamatan Balong Ponorogo itu, pada medio tahun 2008 dikenal dengan stigma kampung idiot.
Hal itu dikarenakan pada masa itu, ratusan warganya menderita tunagrahita atau disabilitas intelektual, yang sebagian besar disebabkan oleh gizi buruk. Kondisi itu disebabkan oleh terbatasnya hasil pertanian di desa tersebut. Di mana lahan pertanian merupakan sawah tadah hujan dengan akses air yang minim.
Seiring berjalannya waktu, desa itu pun kini mengalami transformasi signifikan. Berbagai upaya dan usaha telah dilakukan oleh pemdes setempat untuk mengatasi masalah tersebut. Dengan menginisiasi pembangunan sumur dalam dan konservasi alam. Alhasil, warga desa mulai melihat hasil yang positif dalam pemenuhan kebutuhan gizi melalui peningkatan hasil pertanian.
“Dulu itu 60 persen wilayah desa kami itu merupakan lahan kering. Sehingga pertaniannya hanya mengandalkan sawah tadah hujan. Dengan dukungan dari banyak pihak, yakni dengan pembuatan sumur dalam dan konservasi alam, kini lahan kering hanya tersisa 23 persen,” kata Kepala Desa Karangpatihan, Eko Mulyadi, Sabtu (21/09/2024).
Ia bercerita bahwa pada tahun 2024 ini, jumlah warganya yang menderita tunagrahita berkurang drastis, yakni tinggal 98 orang. Eko menekankan pentingnya pengembangan dunia pertanian untuk meningkatkan kualitas hidup warganya. Dengan lahan yang lebih produktif, otomatis pemenuhan gizi bisa lebih baik, potensi disabilitas intelektual akibat gizi buruk pun dapat dicegah.
“Dulu banyak yang mengalami disabilitas intelektual karena gizi buruk. Dengan pengembangan pertanian yang lebih baik, kami optimis mampu memutus mata rantai ini,” ujar Eko Mulyadi.
Untuk mendukung upaya yang mulia itu, Pupuk Indonesia pun ingin ambil bagian. Beberapa bantuan pun dikirimkan untuk memuluskan rencana pengentasan disabilitas intelektual melalui produksi pertanian yang baik. Salah satunya dengan bantuan pupuk Phonska Plus yang mengandung zinc sebanyak 1,5 ton dan pupuk ZA plus sebanyak 0,5 ton. Bantuan ini diharapkan dapat semakin memperkuat sektor pertanian di desa tersebut.
Tidak hanya itu, tahun depan direncanakan juga akan dilakukan pemberian bantuan sumur dalam. Dengan sumur dalam itu, diharapkan 23 persen lahan kering di desa itu nanti bisa menjadi lahan basah. Sehingga bisa meningkatkan produksi pertanian yang menjadi salah satu prioritas dalam pengembangan desa.
“Desa Karangpatihan merupakan contoh nyata tentang bagaimana sektor pertanian dapat berkontribusi dalam mengentaskan kemiskinan sekaligus meningkatkan kesehatan mental warganya,” kata Direktur Utama PT. Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi, usai pemberian bantuan kepada warga tunagrahita di Desa Karangpatihan.
Rahmat menyebutkan bahwa banyak orang tidak menyadari hubungan langsung antara kesehatan mental dan pertanian. Namun, kenyataannya, ketika pertanian berjalan baik, sehingga gizinya tercukupi, kesehatan mental warga juga ikut meningkat.
“Sejak 2015, Pupuk Indonesia melakukan penelitian yang menemukan bahwa makanan sehari-hari di Indonesia kekurangan unsur zinc (Zn). Padahal elemen ini sangat penting untuk kesehatan otak dan saraf. Menanggapi hal ini, pada tahun 2016, Pupuk Indonesia meluncurkan produk Phonska Plus yang mengandung zinc, dengan harapan dapat membantu memperbaiki kualitas gizi masyarakat dan membangun kedaulatan pangan,” tutup Rahmad. (end/kun)
Link informasi : Sumber