Surabaya (betitajatim.com) – Pemilu di Indonesia selalu digelar pada hari Rabu sejak tahun 2009. Tradisi ini berawal dari pelaksanaan Pemilu Presiden pada Rabu, 8 Juli 2009, dan Pemilu Legislatif pada Kamis, 9 April 2009.
Namun, sejak saat itu, hari Rabu menjadi pilihan utama untuk pelaksanaan pemilu hingga saat ini. Apa alasannya? Ternyata, keputusan ini memiliki dasar logis, bukan sekadar kebetulan atau alasan mistis.
Alasan Pemilu Digelar Hari Rabu
Pemilihan hari Rabu sebagai hari pelaksanaan pemilu ditentukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Ada beberapa pertimbangan utama, salah satunya adalah pola perilaku pemilih Indonesia.
KPU menganggap hari Rabu sebagai waktu yang ideal agar masyarakat bisa fokus menggunakan hak pilihnya tanpa terganggu aktivitas lain.
Selain itu, pemerintah menetapkan hari pemungutan suara sebagai hari libur nasional. Hal ini diatur dalam Pasal 167 ayat (3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, yang menyebutkan bahwa
“Pemungutan suara dilaksanakan secara serentak pada hari libur atau hari yang diliburkan secara nasional.”
Jika pemilu digelar di hari yang berdekatan dengan akhir pekan, seperti Jumat atau Senin, ada kekhawatiran masyarakat lebih memilih berlibur daripada datang ke tempat pemungutan suara (TPS).
Kondisi ini dikhawatirkan akan menurunkan partisipasi pemilih. Oleh karena itu, hari Rabu yang berada di tengah pekan dianggap sebagai solusi terbaik.
Dengan menetapkan hari Rabu, masyarakat cenderung memanfaatkan libur tersebut untuk datang ke TPS, bukan untuk bepergian.
Hal ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan memastikan warga negara menggunakan hak pilihnya secara maksimal.
Terlebih karena Pemilu bukan hanya tentang memilih pemimpin, tetapi juga bagian dari tanggung jawab sebagai warga negara.
Dengan memastikan masyarakat datang ke TPS, proses demokrasi diharapkan berjalan lancar dan sesuai harapan. Jadi, ketika hari Rabu pemilu tiba, manfaatkan hak pilih Anda untuk ikut menentukan masa depan bangsa. (fyi/ian)
Link informasi : Sumber
