Mati Suri Pasar Tradisional Surabaya, Kotor Tidak Terawat dan Karakteristik Pembeli
Surabaya (beritajatim.com) – Pasar Pakis, pasar tradisional yang terletak di Jalan Dr Soetomo, Kota Surabaya dalam kondisi memprihatinkan, Selasa (5/11/24). Kumuhnya area pasar ini dinilai bermasalah, ditambah dengan minimnya minat pedagang dan pembeli untuk beraktivitas di dalam pasar semakin memperburuk situasi, seolah “mati suri”.
Siti (43), salah seorang pedadang di Pasar Pakis mengungkapkan, sepinya aktivitas pedagang hari ini karena mereka (pedagang) enggan menempati stand – stand mereka, lantaran kotor dan sarat tidak menghasilkan rejeki ataupun laba.
“Pasar terlihat kotor dan tidak layak. Katanya mau diperbaiki pada bulan Oktober 2024. Namun sampai sekarang belum ada. Sehingga pedagang banyak yang pindah jualan di depan pasar, karena lebih banyak untung atau laba,” terang Siti kepada beritajatim.com di Pasar Pakis, Selasa (5/11/24).
Permasalahan lain, juga turut disampaikan oleh Damsi, seorang pedagang yang pindah jualan di area depan Pasar Pakis. Kata dia, alasan dirinya berpindah ke area depan pasar, karena sekarang pembeli yang tidak mau ribet parkir, serta masuk pasar.
“Dulunya saya juga berdagang di area dalam, tapi kemudian saya memutuskan sewa kios yang ada di area luar pasar, karena untungnya lebih banyak dan lumayan. Pembeli juga lebih memilih belanja di depan pasar daripada di dalam,” papar Damsi.
Damsi pun mengaku iri sebelum ia pindah keluar pasar. Menurutnya, fenomena pembeli tidak mau belanja ke dalam pasar ini, tidak bisa ‘dibendung’ lagi. “Saya jualan di Pasar Pakis sejak tahun 2009, dan baru satu tahun ini jualan di pasar, karean menyesuaikan dengan karakteristik pembeli,” ujar dia.
Dari situ, Damsi juga berharap ada andil pemerintah kota (pemkot) untuk memperbaiki area di dalam pasar. Sekaligus memberikan pengertian agar pedagang dan pembeli ini bersedia beraktivitas ke dalam pasar.
“Saya sewa stand di dalam pasar, sekaligus sewa kios di depan pasar. Tapi stand di dalam pasar ini saya kosongkan. Kalau ditanya harapan ya, supaya saya gak keluar sewa dua kali. Ya dibangun dan diperbaiki lah stand stand yang ada di dalam. Terus juga diberikan pengertian bahwa pedangang di luar maupun pembeli ini mau masuk tertib, berjualan atau belanja ke dalam pasar,” ucap dia.
Sedangkan terpisah, Ketua RW 08 dari Kelurahan Darmo, Djoko Sadono juga mengeluhkan aktivitas pedagang dan pembeli di depan Pasar Pakis. Djoko bilang, aktivitas mereka menyebabkan kemacetan jalan di pagi hari.
“Banyak pembeli yang tidak mau masuk ke dalam Pasar Pakis ini sama sekali tidak mau memarkirkan kendaraan. Sehingga kendaraannya menumpuk didepan lapak pedagang dan menimbulkan kemacetan jalan, sejak jam 05.00 WIB hingga 08.00 WIB,” kata Djoko. [kun]
Link informasi : Sumber