Sudah Beroperasi Penuh, PEPC Target 2025 Suplai Full Capasity di Pipa Gas Cisem
Bojonegoro (beritajatim.com) – Pertamina Energi dan Produksi Cepu (PEPC) sebagai operator lapangan unitisasi gas Jambaran Tiung-Biru tengah berada di fase produksi penuh. Pengembangan proyek Lapangan Gas Unitisasi JTB merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN).
PSN ini berhasil mengalirkan gas perdana atau Gas On Stream (GoS) pada September 2022. Lapangan ini memproduksikan gas dan kondensat dengan produksi rata-rata raw gas sebesar 315 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dengan volume penjualan terkontrak sebesar 187 MMSCFD dan potensi penambahan penjualan gas sebesar 5 MMSCFD.
Produksi gas dari Lapangan JTB akan dialirkan ke industri di Jawa Timur dan utamanya Jawa Tengah seiring pengembangan pembangunan pipa gas Cirebon Semarang (Cisem). Saat ini produksi gas yang sudah terserap sebesar 125 MMSCFD dengan buyer dari PLN, Petrokimia Gresik (PKG), dan Jargas Lamongan (PGN).
Lapangan Gas JTB, sebagai salah satu penyumbang produksi gas nasional, menjadi fokus utama dalam mendukung fase transisi energi ke energi bersih, dimana gas menjadi energi fosil paling bersih. Hal ini sejalan dengan target swasembada energi yang menjadi salah satu prioritas Presiden Prabowo Subianto.
“Kita harus bangga bahwa proyek JTB Plant ini seratus persen Indonesia, karena didesain serta dibangun oleh orang Indonesia selain juga menggunakan tenaga kerja dan vendor lokal,” ujar Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas Rudy Satwiko, Rabu (25/12/2024).
Proyek gas plant terbesar yang dioperasikan oleh perusahaan lokal ini ke depan, lanjut Rudy, akan menjadi backbone gas di wilayah Jawa. Saat ini backbone suplai gas di Jawa hanya dari Gresik. “Jika tidak ada tambahan pasokan, maka wilayah Jakarta akan shortage gas pada tahun 2026. Dengan masuknya pipa gas Cisem, kontribusi JTB bisa mengatasi shortage ini,” katanya.
Sementara Direktur SDM dan Penunjang Bisnis PHE Whisnu Bahriansyah menyampaikan, sebagai anak perusahaan PHE, PEPC JTB terus berkomitmen mempertahankan kinerja optimal untuk mendukung ketahanan energi nasional. Pencapaian ini menjadi bukti keberhasilan kolaborasi antara SKK Migas, PHE, dan PEPC JTB dalam mengelola sumber daya migas secara berkelanjutan.
Sekaligus, kata Whisnu, mendukung visi besar pemerintah dalam mewujudkan swasembada energi bagi Indonesia. “Alhamdulillah, hari ini JTB sudah beroperasi penuh. Ketika pipa gas Cisem sudah beroperasi, harapannya suplai dari JTB plant bisa full capacity di angka 190 MMSCFD,” ujar Direktur Utama PEPC Muhamad Arifin.
PHE akan terus berinvestasi dalam pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). PHE juga senantiasa berkomitmen Zero Tolerance on Bribery dengan memastikan pencegahan atas fraud dilakukan dan memastikan perusahaan bersih dari penyuapan.
Salah satunya dengan implementasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) yang telah terstandardisasi ISO 37001:2016. PHE terus mengembangkan pengelolaan operasi yang prudent dan excellent di dalam dan luar negeri secara profesional untuk mewujudkan pencapaian menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia yang Environmental Friendly, Social Responsible dan Good Governance. [lus/aje]
Link informasi : Sumber