Warga Ponorogo Ubah Limbah Jadi Aquascape Curug Gentong yang Laris Hingga Luar Jawa
Ponorogo (Beritajatim.com) – Di tengah permasalahan limbah yang terus meningkat, warga asal Desa Grogol, Kecamatan Sawoo, Ponorogo, berhasil mengubah barang-barang yang dianggap sepele menjadi karya seni yang diminati banyak orang.
Ribut Sasongko, seorang bapak tiga anak, dengan kreatifitasnya mampu menciptakan aquascape bertema Curug Gentong yang tak hanya laris di Ponorogo, tapi juga diminati pelanggan hingga keluar pulau.
Berawal dari kecintaannya pada seni, Ribut Sasongko mulanya membuat berbagai hiasan berbahan semen untuk interior dan eksterior bangunan. Namun, seiring waktu, Ia menyadari banyaknya limbah seperti kawat, sisa semen, dan jaring yang terbuang sia-sia.
Daripada membiarkan limbah ini menumpuk, Ia memutuskan untuk mengolahnya menjadi sesuatu yang bernilai seni dan ekonomi.
Dari ide tersebut, lahirlah aquascape Curug Gentong, sebuah karya seni yang menggambarkan keindahan air terjun mini yang bisa diintegrasikan ke dalam akuarium. Aquascape buatannya memiliki detail yang menakjubkan dan dibuat dari bahan-bahan yang sebelumnya tak dianggap bernilai.
“Proses pembuatannya membutuhkan ketelitian, terutama dalam menyusun elemen-elemen yang diambil dari limbah untuk menciptakan kesan alami air terjun di aquascape,” ungkap Ribut, ditulis Kamis (10/12/2024).
Setiap aquascape Curug Gentong buatan Ribut, dijual dengan harga yang bervariasi. Yakni mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah, tergantung pada ukuran dan kerumitan desainnya.
“Harganya mulai Rp500 ribu hingga melayani hingga Rp3 juta. Harga ya tergantung dari ukuran dan kerumitan desainnya,” ungkap Ribut.
Kreativitasnya tidak hanya diakui di Ponorogo. Sudah ada pesanan dari Bandung, Malang dan Surabaya. Selain itu, kini telah mencapai pelanggan di luar Jawa. Banyak penggemar aquascape tertarik dengan hasil karya Ribut, karena selain ramah lingkungan, setiap karyanya memiliki ciri khas tersendiri.
“Selain pesanan dari Bandung dan Malang, pesanan juga datang dari Kalimantan,” katanya.
Karya curug gentong milik Ribut ini, membuktikan bahwa limbah, jika diolah dengan kreativitas dan ketekunan, bisa diubah menjadi karya seni yang tidak hanya memanjakan mata, tapi juga mendatangkan penghasilan.
“Kreativitas adalah kunci. Limbah yang sebelumnya dianggap tidak berharga, bisa menjadi produk seni yang memiliki nilai jual tinggi,” tutup Ribut. [end/aje]
Link informasi : Sumber