Sempat Terlambat Panas, Duet Yes-Dirham Libas Pertanyaan Panelis Debat Pilkada Lamongan
Lamongan (beritajatim.com) – Duet Yuhronur Efendi-Dirham Akbar Aksara (Yes-Dirham) yang merupakan pasangan Cabup-Cawabup Lamongan nomor urut 2, tampil lugas dalam memaparkan program-programnya, pada debat publik perdana, Kamis (24/10/2024) malam.
Tapi di awal debat, duet Yes-Dirham bisa dibilang terlambat panas, karena tersita dalam kalimat pembuka dan akhirnya kehabisan waktu saat menyampaikan visi misi.
Namun pasangan ini menunjukkan kapasitas yang sebenarnya di segmen kedua. Cabup Yuhronur menjawab pertanyaan dari panelis serta kritik dari Paslon lain dengan padat dan jelas.
Segmen kedua diawali dengan pertanyaan dari panelis yang dibacakan moderator, dengan sub tema lingkungan. Fokusnya adalah terkait penanganan sampah yang volumenya terus meningkat.
“Menuurt data SPISN Kementerian Lingkungan Hidup tahun 2023, timbunan sampah di Lamongan sekitar 200 ton per hari. Dari 200 ton tersebut, 60 ton merupakan sampah rumah tangga. Pertanyaannya, bagaimana program strategis Paslon dalam mengolah dan mengurangi jumlah sampah di Kabupaten Lamongan,” kata moderator.
Paslon nomor urut 1 Abdul Ghofur-Firosya Shalati (Bagus) mendapat kesempatan pertama untuk menjawab. Ghofur mengatakan, bahwa pihaknya memiliki program Lamongan harmoni, dengan satu TPS (tempat pembuangan sampah) tingkat kecamatan yang terisi dengan bak sampah tingkat desa, membentuk dan memperbanyak jumlah bak sampah induk di tingkat kecamatan sampai desa, agar sampah-sampah yang ada di Kabupaten Lamongan tidak berserakan di manapun.
“Karena banyak sekali sampah-sampah tidak di tata dengan baik, akibatnya di manapun sampah itu banyak berserakan di jalan-jalan. Pasangan Bagus Insya Allah akan membuat tempat-tempat sampah mulai kecamatan sampai desa,” ucap Ghofur.
Menanggapi pernyataan tersebut, Cabup nomor urut 2, Yuhronur Efendi mengatakan bahwa penanganan persoalan sampah benarnya adalah bagaimana mengurangi sampah.
“Jadi persoalan sampah bukan hanya bagaimana mengumpulkan bak sampah di seluruh RT, tapi setidaknya bagaimana solusi yang kita ambil untuk mengurangi residu sampah itu. Jadi harus kita berikan TPS atau TPA yang terintegrasi, sekaligus pengolahan sampah sekaligus juga melakukan TPS dengan teknologi modern, sehingga sampah yang dihasilkan oleh sampah rumah tangga ini bisa menjadi zero waste,” kata Yuhronur.
Untuk mewujudkan hal itu, ke depan Yes-Dirham memiliki konsep penyelesaian sampah dengan pengolahan modern, yang rencananya akan ditempatkan di TPA Dadapan, Kecamatan Solokuro.
“Rencananya juga kita integrasikan antara TPA dan TPS terpadu, sehingga terjadi pengolahan yang sudah dimulai pemilahannya dari tingkat RT dan hasilnya adalah residu sampah,” tuturnya.
Bahkan bukan hanya rencana. Konsep serupa saat ini juga sudah berjalan melalui program Samtaku atau sampah tanggung jawabku, yang diolah Pemkab Lamongan bekerja sama dengan pihak swasta.
“Dan itu telah menghasilkan berkurangnya sampah dalam jumlah besar yang dibuang di TPA. Dan nanti ke depan saya yakin dengan adanya TPA yang terintegrasi, Insya Allah nanti persoalan sampah akan selesai ketika diberikan amanah oleh masyarakat,” ucap Yuhronur.
Jawaban pria yang akrab disapa Pak Yes itu kemudian ditanggapi kritikan oleh Ghofur, yang menyebut bahwa aaat ini masih banyak sampah yang dibuang sembarangan dan banyak berserakan di pinggir jalan.
“Saya sering turun ke desa blusukan di desa, ternyata banyak sampah-sampah yang belum ada tempatnya banyak sampah-sampah yang berserakan di jalan-jalan. Pak Nur (Yuhronur) selama ini kurang menginstruksikan anak buahnya ke Dinas Lingkungan Hidup,” kata Ghofur.
“Oleh karena itu, pasangan Bagus insya Allah ke depan tidak ada seperti itu lagi, agar masyarakat bisa menikmati keindahan kebersihan yang ada di desa, kecamatan maupun kota. Insya Allah ini saya dan mas Firosya berniat untuk bekerja sama untuk masyarakat Kabupaten Lamongan yang lebih bagus,” sambung Ghofur.
Menanggapi hal itu, Yuhronur menyampaikan bahwa keberadaan sampah liar ditangani dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya.
“Sebenarnya kita siapkan hingga di tingkat RT adalah sampah yang sudah dipilah atau dilakukan 3 R, reduce, reuse, recycle. yang di beberapa tempat sudah disediakan tempat-tempat sampah itu,” kata Yuhronur. (fak/ian)
Link informasi : Sumber