Kali Perbatasan Sidoarjo-Surabaya Butuh Sentuhan Rutin Alat Berat Normalisasi
Sidoarjo (beritajatim.com) – Kondisi Kali Pembatasan yang menjadi teritorial wilayah Sidoarjo dengan Surabaya, yang memprihatinkan karena dipenuhi eceng gondok dan tanaman air, tak hanya terjadi di wilayah kali yang melintas di kawasan Pondok Tjandra Indah Desa Tambaksumur Kec. Waru dan Kelurahan Gununganyar Kodya Surabaya.
Hal sama (tanaman eceng gondok dan tanaman air) juga tampak menghiasi di perairan kali yang membela kawasan Desa Wadungasri Kec. Waru dengan Jalan Kyai Satari Kelurahan Rungkut Menanggal Kodya Surabaya.
“Empat hari yang lalu saat disini banjir dan seberang juga banjir, eceng gondok yang memenuhi sungai di dorong sama orang-orang sebrang, yakni warga Wadungasri Kec. Waru, di dorong dan dialirkan ke timur arah laut,” ucap Rizal warga Rungkut Menanggal Kodya Surabaya Jumat (27/12/2024).
Begitu juga hal yang sama, bahkan lebih parah, pandangan tanaman eceng gondok yang subur dan rimbun bersama tanamam lainnya terlihat menghiasi permukaan air di kawasan Brebek Badongan Kec. Waru yang berseberangan dengan perusahaan pengolahan limbah masuk wilayah Rungkut SIER Kodya Surabaya.

Pandangan tak berbeda juga kasat mata di bawah jembatan timur Posko PMK Rungkut SIER. Di lokasi banyak eceng gondok dan juga rumput besar yang tumbuh dari kedalaman air kali yang menjadi kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BBWSB) tersebut.
Munawar pengurus RT 2 RW 6 Desa Brebek Badongan mengatakan sudah beberapa tahun tidak ada normalisasi sungai. Setahun yang lalu ada petugas yang mengaku dari Dinas Pengairan melihat lokasi sungai dan akan ada normalisasi. Namun sampai sekarang, tindak lanjutnya belum ada.
“Malah kita bersama warga Minggu lusa akan kerja bakti mengevakuasi eceng gondok yang kian menumpuk tersebut. Kalau tidak rutin, dalam hitungan hari eceng gondok tumbuh subur. Belum lagi eceng gondok yang ikut hanyut di atas air yang datang dari wilayah barat,” sebutnya mengeluh.
Saat hujan deras empat hari yang lalu, kawasannya juga dilanda banjir setinggi lutut orang dewasa. “Hujan deras, air kali tak mengalir normal, akibatnya banjir. Termasuk kawasan sebrang kali yang masuk wilayah Rungkut Menanggal, pemukiman di sepanjang kali, juga ikut kebanjiran karena luapan air kali yang ada,” urainya.

Tak hanya wilayah sisi timur Kali Perbatasan, seperti Tambaksumur Kec. Waru dan wilayah Gununganyar Kodya Surabaya yang membutuhkan sentuhan rutin alat berat untuk aktifitas normalisasi, melainkan wilayah barat Kali Perbtasan yang berada membelah perumahan Makarya Binangun Desa Janti Kec. Waru dengan Kelurahan Siwalakerto Kodya Surabaya, juga sangat membutuhkan.
Terlebih, jembatan penghubung Kali Perbatasan di wilayah tersebut, jadi tancapan pilar kaki bumi Tol Waru Juanda, kondisi kali yang ada, selain tanaman subur eceng gondok, tanah di kedalaman kali, dapat dilihat pula dari permukaan air atau terjadi pendangkalan. Sedimentasi Kali Perbatasan yang dilintasi Tol Waru-Juanda dapat di lihat dari atas jembatan.
AG warga setempat mengaku pernah melihat adanya normalisasi kali yang ada dinilai kurang maksimal. Karena akses alat berat masuk tidak gampang, terpaksa normalisasi dilakukan hanya bagian alat berat yang bisa masuk ke lokasi.
“Pernah ada normalisasi tapi alat berat kesulitan masuk membersihkan eceng gondok serta mengeruk tanah dari kedalaman air. Hanya titik-titik tertentu yang di normalisasi. Yang tidak terjamah normalisasi, tetap tumbuh eceng gondok dan sedimentasi tidak bisa dikeruk,” bebernya.

AG juga meminta jika dilakukan normalisasi, ada pengawasan ketat dari pihak yang berwenang. Seloroh dia, kadang dalam normalisasi alat berat yang ada, bentuk fisik barang yang dikeruk tidak ada. Biasanya hasil kerukan tanah dari kedalaman air maupun membersihkan sedimentasi yang ada, hasil kerukannya tidak ditempatkan di bantaran sungai atau dimasukkan sak yang disiapkan.
“Lah kadang mengeruk sedimentasi maupun tanah dari kedalaman air kali hasilnya tidak ada. Masak seperti orang membuat es jus alias hanya diaduk, kemudian hasil kerukan teraduk geser ke tempat lainnya. Yah itu sama halnya tidak ada gunanya normalisasi,” ungkapnya.
Ia mencontohkan, kondisi Kali Perbatasan di bawah Tol Waru Juanda yang melintang di wilayah perumahan Makariya Binangun Desa Janti Kec. Waru dengan Kelurahan Siwalankerto Kodya Surabaya, kedalaman tanah kali bisa dilihat dari atas permukaan air. “Air yang ada juga tidak seperti mengalir ke arah timur atau laut. Air yang ada tenang bak kolam ikan,” pungkasnya.
Kali Perbatasan termasuk menjadi tumpuan saluran pembuangan dari pemukiman warga sepanjang. Jika fungsi kali tidak normal, bisa dimungkinkan hal ini menjadi penyebab banjir. Terlebih air kali sampai meluber karena tidak menampung volume air akibat banyaknya eceng gondok maupun sedimentasi, banjir akan terus menghantui masyarakat yang wilayahnya terlintasi Kali Perbatasan Sidoarjo dengan Surabaya tersebut. (isa/kun)
Link informasi : Sumber